Hikmah Ibadah Qurban

Berkurban adalah ibadah yang menunjukan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk berqurban setiap tahunnya. Namun, tahukah kamu apa sebenarnya hikmah dari ibadah qurban?

Berikut adalah lima kebaikan qurban yang perlu diketahui supaya kita menjadi lebih bersemangat untuk menjalankan syariat qurban:

  1. Qurban dilakukan dalam rangka bersyukur kepada Allah atas nikmat hayat (kehidupan) yang diberikan.

  2. Qurban dilaksanakan untuk menghidupkan ajaran Nabi Ibrahim –khalilullah (kekasih Allah) ‘alaihissalam yang ketika itu Allah memerintahkan beliau untuk menyembelih anak tercintanya sebagai tebusan yaitu Ismail ‘alaihissalam ketika hari an-nahr (Idul Adha)

  3. Agar setiap mukmin mengingat kesabaran Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, yang ini membuahkan ketaatan kepada Allah dan kecintaan kepada-Nya lebih dari diri sendiri dan anak. Pengorbanan seperti inilah yang menyebabkan lepasnya cobaan. Sehingga yang sebelumnya akan disembelih adalah Isma’il, akhirnya seekor dombalah yang disembelih. Jika setiap mukmin mengingat kisah ini, seharusnya mereka mencontoh dalam bersabar ketika melakukan ketaatan kepada Allah dan seharusnya mereka mendahulukan kecintaan kepada Allah dari hawa nafsu dan syahwatnya (Al-Mausuah al-Fiqhiyyah, 5:76)

  4. Ibadah qurban lebih baik daripada bersedekah dengan uang yang senilai dengan hewan qurban. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

“Penyembelihan yang dilakukan pada waktu mulia lebih afdal daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut. Oleh karena itu, jika seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban penyembelihan pada manasik tamattu’ dan qiran (dalam ibadah haji) meskipun dengan sedekah yang bernilai berlipat ganda, tentu tidak bisa menyamai keutamaan qurban.” (Talkhish Kitab Ahkamil Ushiyyah wadz Dzakaah, hlm 11-12 dan Shahih Fiqh Sunnah, 2:379)

  1. Qurban dilakukan untuk meraih taqwa. Yang ingin dicapai dari ibadah qurban adalah keikhlasan dan ketakwaan.

Allah SWT berfirman,

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al-Hajj: 37)