Keistimewaan Batu Hajar Aswad
Hajar Aswad merupakan sebuah batu yang diyakini oleh umat Islam berasal dari surga. Sebagian besar umat Islam, terlebih khusus jamaah haji dan umroh, mengenal dengan baik batu hitam (Hajar Aswad) yang terletak di sudut Yamani, Ka'bah. Beberap di antaranya, bahkan pernah mencium Hajar Aswad tersebut. Batu yang memiliki nilai sejarah dalam perkembangan Islam, sejak zaman Nabi Ibrahim AS hingga masa Rasulullah SAW.
Banyak orang yang begitu gencarnya meraih batu hajar aswad kemudian menciumnya, hal itu dikarenakan batu ini memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya :
Pertama, Rasulullah mengajarkan untuk mencium dan mengusap batu tersebut. Dalam sebuah hadist disampaikan,
Umar bin Khattab pernah mengatakan, “Sungguh, aku tahu, kamu hanya batu. Tidak bisa memberi manfaat atau bahaya apa pun. Andai saja aku ini tak pernah sekalipun melihat Rasulullah shallahu alaihi wa sallam menciummu, aku pun enggan menciummu.” (HR Bukhari)
Dalam hadist tersebut dapat dipahami bahwa Umar bin Khattab pernah melihat Rasulullah mencium batu tersebut. Karena setiap perbuatan yang dilakukan Rasulullah memiliki implikasi hukum sunnah maka Umar bin Khattab ingin menirunya.
Kedua, Hajar Aswad memiliki posisi yang mulia di muka bumi. Karena ia diletakkan pada posisi sebelah pojok Ka’bah tepat di bagian timur laut.
Sudut tersebut adalah sudut yang pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim AS bersama Nabi Ismail AS.
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan Kami terimalah dari kami (amalan kami). Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 127)
Ketiga, Hajar Aswad diqiyaskan sebagai “tangan Allah”. Sebagaimana hadist Nabi SAW, “Barangsiapa yang mengusap Hajar Aswad seperti ia bersalaman dengan Allah SWT” (HR Ibnu Majah).
Keempat, batu ini akan menjadi saksi pada hari kiamat. Didasarkan pada hadist Nabi SAW,
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda mengenai hajar Aswad, “Demi Allah, Allah akan mengutus batu tersebut pada hari kiamat dan ia memiliki dua mata yang bisa melihat, memiliki lisan yang bisa berbicara dan akan menjadi saksi bagi siapa yang benar-benar menyentuhnya.”